PENDAHULUAN
Ular merupakan reptilia berdarah dingin yang dikelompokkan bersama amfibi ke dalam dunia herpetofauna yang artinya hewan melata (Herbert dkk., 2012). Ular memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem kawasan secara alami, baik sebagai predator (pemangsa) maupun sebagai prey (mangsa). Di alam, ular berperan sebagai pengendali hama pertanian (tikus atau hewan pengerat lainnya) yang sangat efektif (Purbatrapsila, 2009).
Helminthosis khususnya trematodosis merupakan penyakit parasitik yang prevalensinya cukup tinggi dan kerugian-kerugian yang ditimbulkan sangat berarti. Trematoda atau biasa disebut cacing daun merupakan agen cacing yang dapat menginfeksi hewan ternak, manusia, maupun hewan liar (Tiuria dkk., 2008).
Trematoda termasuk ke dalam Filum Platyhelminthes, dan lebih umum dikenal sebagai cacing pipih. Semua jenis trematoda merupakan parasit dan diklasifikasikan ke dalam Sub Kelas Digenea. Trematoda memiliki sistem pencernaan sederhana, yaitu batil hisap kranial, pharinx, esophagus, dan sepasang usus buntu yang bercabang. Sistem ekskresi terdiri dari sejumlah besar sel api silia yang mendorong sisa produk metabolik di sepanjang sistem saluran. Sistem ekskresi terdiri dari sebuah kandung kemih bagian kaudal, sebuah sistem percabangan dari saluran pengumpul yang masuk ke dalam kandung kemih, dan sebuah sistem ekskresi yang terbuka ke dalam saluran pengumpul tersebut. Trematoda memiliki sistem syaraf sederhana dan tidak memiliki sistem peredaran darah (Muhni, 2011). Sistem reproduksinya hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae (Taylor dkk., yang disitasi oleh Muhni, 2011). Beberapa penelitian melaporkan bahwa kecebong pada beberapa spesies katak berbeda merupakan host intemediate kedua dari parasit trematoda (Pinto, 2012).
Infeksi parasit merupakan penyakit yang umum ditemukan pada hewan termasuk satwa liar. Infeksi cacing umumnya tidak ditandai dengan gejala klinis yang jelas, namun keberadaannya di dalam tubuh mengganggu kesehatan hewan itu sendiri sehingga dapat menurunkan daya produksi dan reproduksinya. Untuk mengatasi masalah penyakit cacing pada hewan-hewan peternakan maupun satwa liar hendaknya dilakukan pemeriksaan cacing secara rutin serta pengamatan lebih lanjut terhadap inang perantara (Tiuria, 2008).
TREMATODA YANG
MENYERANG ULAR
Beberapa jenis
trematoda yang menjadi parasit di dalam tubuh ular antara lain:
No.
|
Trematoda
|
Jenis Ular
|
1.
|
Renifer
heterocoelium
|
Natrix spp., Bothrops
neuwiedii
|
2.
|
Dolicophera
macalpini
|
Copper
head snake, Tiger snake (Nothecis spp.)
|
3.
|
Fibricola
seoulensis
|
Natrix tigrina lateralis
|
4.
|
Haplorchis
solus, N
|
Green tree snake (Dryophis mycterizans)
|
5.
|
Lechriorchis
primus
|
Northern
ribbon snake (Thamnophis sauritus
septentrionalis), Common garter snake (Thamnophis sirtalis)
|
6.
|
Zeugorchis
eurinus
|
Northern
ribbon snake (Thamnophis sauritus
septentrionalis), Common garter snake (Thamnophis sirtalis)
|
7.
|
Zeugorchis
megametricus
|
Common garter snake (Thamnophis sirtalis)
|
8.
|
Ochetosoma
heterocoelium
|
Leptodeira septentrionalis,
Bothriechis schlegelli, Bothrops asper dan Porthidium nasutum
|
1.
Renifer heterocoelium
MORFOLOGI
Ovarium berbentuk bulat. Metaserkaria
ditemukan pada dinding eksternal usus yang ditandai dengan encysted
metaserkaria yang berbentuk oval, membrane kista yang transparan, dan penghisap
mulut yang terletak subterminal. Pre-faring pendek, faring oval, dan esophagus
pendek.
PREDILEKSI
Renifer heterocoelium
adalah parasit trematoda yang menyerang saluran pencernaan ular bagian atas,
yaitu rongga mulut dan esophagus.
HOST
INTERMEDIATE
Renifer
heterocoelium memerlukan inang perantara siput, yaitu Physa draparnaud dan Physella
Haldeman.
SIKLUS HIDUP
Renifer
heterocoelium adalah parasit yang tahap larva dan siklus hidupnya masih
belum diketahui secara jelas. Namun berkaitan dengan beberapa spesies, siklus
hidupnya melibatkan siput sebagai inang perantara kemudian muncul dan mengkista
pada inang perantara kedua, yaitu amfibi dan berudu. Infeksi terjadi bila ular
memangsa amfibi yang mengandung metaserkaria sehingga parasit akan berkembang
hingga dewasa di dalam rongga mulut dan esophagus ular.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Setelah ular memangsa amfibi yang
terinfeksi parasit, cacing akan terus berkembang pada rongga mulut dan
esophagus. Ular yang terinfeksi pada umumnya mengalami anoreksia atau
hipersalivasi, karena sejumlah besar organisme parasit berada dalam rongga
mulut.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja atau parasit di mulut hewan hidup. Pada hewan mati,
nekropsi dilakukan dengan memeriksa mulut dan esophagus ular. Diagnosa juga
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi metaserkaria dengan mengambil specimen
berudu yang dinekropsi di dalam cawan petri berisi NaCl fisiologis dan kemudian
diperiksa di bawah mikroskop stereo untuk mengetahui keberadaan parasit.
Metaserkaria yang ditemukan dalam rongga tubuh larva amfibi juga dapat direndam
dalam formalin 10%, diwarnai dengan asetat-tawas carmine, didehidrasi dengan
alkohol series bertingkat, dibersihkan, dan dilekatkan dengan balsam Kanada. Parasit
diperiksa di bawah mikroskop cahaya.
TERAPI
Terapi untuk infeksi Renifer heterocoelium adalah dengan
memberikan Praziquantel secara IM, PO, SC atau fenbendazole per oral yang diulang
dalam dua minggu.
2. Dolichophera
macalpini
MORFOLOGI
Berukuran panjang 4.0
mm dan lebar 1,6 mm.spesies terkecil yang pernah ditemukan 0,8 x 0,6 mm. Pada
penyayatan membujur akan terlihat lengkungan cekung di bagian ventral, dan
cembung di bagian dorsal. Ujung anterior memiliki penonjolan yang disebut bibir
pre-oral yang tidak terlihat dari penampakan dorsal. Penghisap mulut (oral sucker) berukuran 0,6 x 0,49 mm.
Acetabulum terletak pada pertengahan panjang tubuh, berbentuk lebih kecil dan
ramping dari penghisap mulut dan berdiameter 0,47 mm. Kutikula tebal dan berduri.
Duri di bagian ventral berukuran panjang 0,018 mm. Testis berbentuk dua buah
lobus tak beraturan, berjumlah dua buah dan terletak memenuhi tubuh. Ruang
perifer dalam cirrus ditempati oleh sel-sel padat yang merupakan kelenjar
prostat. Ovarium terletak memanjang di sebelah kanan garis tengah tubuh. Telur
berwarna kuning kecokelatan tapi massa dari telur terlihat berwarna cokelat tua
sampai hitam. Cangkang telur memiliki operculum pada salah satu ujungnya.
PREDILEKSI
Cacing ini dapat dijumpai pada
intestinal Tiger snake, dan pada paru-paru dan trakea Copper Head snake.
HOST
INTERMEDIATE
Dolichopera macalpini
melibatkan siput Ameria spp. dan katak Limnodynastes spp. sebagai inang perantara
pertama.
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup Dolichopera macalpini melibatkan siput sebagai inang perantara
kemudian muncul dan mengkista pada inang perantara kedua, yaitu amfibi dan
berudu. Infeksi terjadi bila ular memangsa amfibi yang mengandung metaserkaria
sehingga parasit akan berkembang hingga dewasa di dalam usus dan trakea ular.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Infeksi Dolichopera macalpini menyebabkan penurunan nafsu makan yang
berakibat hilangnya berat badan, anemia, dan kematian pada ular penangkaran.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja atau parasit di mulut hewan hidup. Pada hewan mati,
diagnosa dilakukan dengan memeriksa cacing pada saluran pencernaan atau
paru-paru pada saat nekropsi.
TERAPI
Infeksi Dolichopera macalpini dapat diobati dengan memberikan Praziquantel
secara IM, PO, SC atau fenbendazole per oral yang diulang dalam dua minggu.
3.
Fibricola seoulensis
MORFOLOGI
Telur
secara jelas terbagi menjadi dua bagian, yaitu anterior dan posterior. Tubuh
anterior melengkung cekung secara ventral dan bagian posterior membentuk
seperti sendok. Penghisap ventral kecil dan terletak di bagian tengah tubuh
tertutup oleh organ tribocytic. Organ tribocytic berbentuk bulat hingga elips, mengandung
sel-sel kelenjar padat dilengkapi dengan celah ventral pada bagian tengah.
Ovarium berbentuk segitiga terletak
tepat di belakang percabangan submedian
tubuh anterior dan posterior. Testis terletak memanjang secara ventral
di bagian posterior tubuh, berjumlah dua dan simetris, berbentuk seperti
kupu-kupu dengan pengecilan di bagian mediannya. Telur berbentuk oval sampai
elips, tidak asimetris, berwarna keemasan, memiliki operculum dan berdinding
tipis.
PREDILEKSI
Cacing
ini memiliki daerah predileksi duodenum, namun pada infeksi berat cacing juga
dapat ditemukan pada jejunum dan ileum tubuh host definitive yang terinfeksi.
HOST INTERMEDIATE
Inang perantara pertama dari
cacing ini adalah siput Hippeutis cantor, dan berudu serta katak
dari species Rana pippiens, dan Rana nigromaculata sebagai inang
perantara kedua.
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup Fibricola seoulensis melibatkan siput sebagai inang perantara
kemudian muncul dan mengkista pada inang perantara kedua, yaitu amfibi dan
berudu. Infeksi terjadi bila ular memangsa amfibi yang mengandung metaserkaria
sehingga parasit akan berkembang hingga dewasa di dalam usus ular.
PATOGENESA
& GEJALA KLINIS
Pada infeksi berat, akan terjadi
perusakan mukosa usus yang bila dibiarkan berlanjut akan menyebabkan kematian.
Gejala klinis ditimbulkan akibat infeksi Fibricola
seoulensis adalah diare, penurunan berat badan, dan pendarahan pada mukosa
usus.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja. Pada hewan mati, diagnosa dilakukan dengan
memeriksa cacing pada saluran pencernaan terutama duodenum, jejunum, dan ileum
pada saat nekropsi.
TERAPI
Praziquantel telah terbukti secara
efektif membasmi cacing dewasa pada saluran pencernaan akibat infeksi Fibricola seoulensis. Obat ini
menimbulkan destruksi integument cacing sehingga cacing kehilangan integritas
tubuhnya. Setelah pemberian praziquantel diharapkan terapi lanjutan untuk
mengembalikan lapisan mukosa usus yang terkikis akibat infeksi cacing.
4. Haplorchis
solus, N
MORFOLOGI
Cacing ini berbentuk
seperti buah pir, berukuran panjang 1,22 mm dan lebar 0,44 mm. Kutikula
menutupi seluruh permukaan tubuh.penghisap mulut terletak sub terminal dan
berdiameter 0,096 mm. Acetabulum rudimenter dan berhubungan dekat dengan
penghisap genital membentuk kompleks ventro-genital sucker yang berukuran 0,134
x 0,109 mm yang dipersenjatai oleh banyak duri pada lubang genitalnya. Testis
tunggal dan berukuran 0,23 x 0,19 mm terletak di bagian posterior tubuh.
Vesikula seminalis berupa kantung berdinding tipis. Di bagian anterior testis,
terdapat ovarium yang berkuran 0,10 x
0,12 mm. Receptaculum seminis berukuran besar, yaitu 0,09 x 0,12 mm dan dekat
dengan anterior ovarium. Telur berbentuk oval, memiliki operculum, dan
berukuran 0,034 – 0,042 x 0,012 – 0,020 mm.
HOST
INTERMEDIATE
Inang
perantara pertama dari cacing ini adalah siput
M. tuberculata dan T. granifera.
.
PREDILEKSI
Cacing dapat ditemukan
pada usus (intestine) host definitive.
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup Fibricola seoulensis melibatkan siput sebagai inang perantara
kemudian muncul dan mengkista pada inang perantara kedua, yaitu amfibi dan
berudu. Infeksi terjadi bila ular memangsa amfibi yang mengandung metaserkaria
sehingga parasit akan berkembang hingga dewasa di dalam usus ular.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Gejala pada infeksi Haplorchis spp. dapat bersifat symptom
atau asimptomatis. Pada infeksi akut Haplorchis
spp. dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut, diare, sakit abdominal,
dan radang pada appendiks. Pada infeksi kronis Haplorchis spp., dapat menyebabkan lesi dan kebocoran pada usus.
Melalui pemeriksaan mikroskopis akan terlihat ulcer pada mukosa, pendarahan
mukosa dan submukosa, pemendekan vili, atau fibrosis pada lapisan submukosa.
Kerusakan ini disebabkan oleh penghisap mulut (oral sucker) cacing. Parasit kecil atau telur parasit dapat
menyebar melalui sirkulasi darah sehingga dapat mencapai jantung, sum-sum
tulang, bahkan otak sehingga menyebabkan kematian.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja. Namun, telur Haplorchis
spp. serupa dengan telur Ophistorchis
spp., sehingga untuk membedakannya dilakukan deteksi molekuler.
TERAPI
Infeksi cacing Haplorchis spp. dapat diobati dengan pemberian 250-40 mg/kg Niclosamide,
atau 10-12 mg/kg Mebendazole.
5. Lechriorchis
primus
MORFOLOGI
Tubuh
berbentuk elips, berukuran panjang 5,5 mm dan lebar 1,4 mm, dengan kutikula
yang tebal. Penghisap mulut terletak subterminal, berukuran panjang 510 µ dan
lebar 476 µ. Panjang acetabulum 680 µ dan lebar 72 µ, dipisahkan oleh penghisap
mulut dengan panjang 120 µ. Prepharynk pendek, esophagus panjang, sekum tipis
dan tertutup sebagian oleh uterus. Testis berbentuk oval dengan panjang sekitar
560 µ, ramping dan sejajar sumbu tubuh. Ovarium berbentuk globuler, berdiameter
170, meramping pada bagian kanan median dan pada posterior acetabulum. Telur
berbentuk oval, berukuran panjang 52 sampai 55 µ dan
lebar 29 µ.
PREDILEKSI
Predileksi
dari cacing Lechriorchis primus adalah
paru-paru.
HOST
INTERMEDIATE
Cacing Lechriorchis primus memerlukan inang perantara berupa siput Ohysa parkeri dan P. gyrina.
SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa bertelur pada
paru-paru ular dan terbawa ke trakea melalui pergerakan silia sel-sel epitel,
yang kemudian tertelan, dan keluar dari tubuh ular tersebut ke lingkungan
melalui sekresinya. Telur tidak akan menetas hingga telur-telur tersebut termakan
oleh siput. Mirasidium kemudian menetas akibat pengaruh cairan yang berada
dalam gastrium siput satu jam setelah tertelan. Mirasidium bermigrasi dari lambung
siput menuju usus, yang setelah 2 minggu kemudian mirasidium akan membentuk
sporokista yang kemudian bermigrasi ke hati membentuk serkaria dan matang
setelah 3 minggu. Pada 5 minggu setelah infeksi serkaria akan bermigrasi dari
tubuh siput menuju lingkungan luar. Serkaria akan bergerak menuju inang
perantara kedua yaitu berudu atau katak melalui penetrasi kulit dan seminggu
kemudian akan mengkista di antara otot-otot katak. Ular akan terinfeksi apabila
memangsa katak tersebut.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Infeksi cacing Lechriorchis primus kebanyakan tidak begitu membahayakan, namun
infeksi berat telah terbukti dapat menyebabkan iritasi paru, dyspnea, dan
penurunan berat badan. Tanda-tanda tambahan lain yang terlihat adalah gelisah
dan agresif.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja. Pada hewan mati, diagnosa dilakukan dengan
memeriksa cacing pada saluran pencernaan atau paru-paru pada saat nekropsi
TERAPI
Pemberian
Praziquantel (8 mg / kg) secara subkutan, intramuskular atau per oral efektif
menghilangkan parasit ini. Pemberian oral tetrachlorethylene (0,2 ml per kg berat
badan dengan kapsul) telah dilaporkan menjadi pengobatan yang efektif untuk cacing
dewasa di usus.
6.
Zeugorchis eurinus
MORFOLOGI
Kutikula
berduri, penghisap mulut terletak subterminal dan berdiameter 255 µ. Acetabulum
berdiameter 187 µ, berjarak 422 µ ke penghisap mulut. Kantung cirrus berukuran
panjang 425 µ dan lebar 120 µ. Testis berbentuk oval, berukuran tidak sama
berdekatan dengan ujung posterior tubuh. Ovarium berbentuk globular dengan
diameter 170 µ, terletak di median. Telur berbentuk oval, berukuran panjang 44
µ dan lebar 22 µ.
Sebuah
perbandingan dari spesies ini dengan spesies lain yaitu Caudorchis eurinus Talbot menunjukkan bahwa kedua bentuk tersebut
kongenerik, sehingga diputuskan untuk membuat sinonim keduanya, yaitu Z. eurinus. Namun Z. eurinus (Talbot) dan Z.
aequatus memiliki perbedaan, yaitu Z.
eurinus memiliki kantong cirrus yang lebih pendek, ovarium yang kecil, dan
vitellaria yang sempit. Sedangkan Z.Megametricus
tidak kongenerik sehingga digolongkan ke dalam genus lain, yaitu Pseudorenifer.
PREDILEKSI
Predileksi dari cacing Zeugorchis eurinus adalah paru-paru.
SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa bertelur pada
paru-paru ular dan terbawa ke trakea melalui pergerakan silia sel-sel epitel,
yang kemudian tertelan, dan keluar dari tubuh ular tersebut ke lingkungan
melalui sekresinya. Telur tidak akan menetas hingga telur-telur tersebut termakan
oleh siput. Mirasidium kemudian menetas akibat pengaruh cairan yang berada
dalam gastrium siput satu jam setelah tertelan. Mirasidium bermigrasi dari
lambung siput menuju usus, yang setelah 2 minggu kemudian mirasidium akan
membentuk sporokista yang kemudian bermigrasi ke hati membentuk serkaria dan
matang setelah 3 minggu. Pada 5 minggu setelah infeksi serkaria akan bermigrasi
dari tubuh siput menuju lingkungan luar. Serkaria akan bergerak menuju inang
perantara kedua yaitu berudu atau katak melalui penetrasi kulit dan seminggu
kemudian akan mengkista di antara otot-otot katak. Ular akan terinfeksi apabila
memangsa katak tersebut.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Infeksi cacing Z. eurinus kebanyakan tidak begitu membahayakan, namun infeksi
berat memiliki telah terbukti dapat menyebabkan iritasi paru, dyspnea, dan
penurunan berat badan. Tanda-tanda tambahan lain yang terlihat adalah gelisah
dan agresif.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja. Pada hewan mati, diagnosa dilakukan dengan
memeriksa cacing pada saluran pencernaan atau paru-paru pada saat nekropsi.
TERAPI
Pemberian
Praziquantel (8 mg / kg) secara subkutan, intramuskular atau per oral efektif
menghilangkan parasit ini. Pemberian oral tetrachlorethylene (0,2 ml per kg berat
badan dengan kapsul) telah dilaporkan menjadi pengobatan yang efektif untuk cacing
dewasa di usus.
7.
Zeugorchis megametricus
MORFOLOGI
Morfologi Z.
megametricus mirip dengan Z. eurinus,
hanya saja berbeda pada celah genital dan luasnya usus besar, yaitu sekum.
PREDILEKSI
Predileksi
cacing Z. megametricus adalah
paru-paru.
SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa bertelur pada
paru-paru ular dan terbawa ke trakea melalui pergerakan silia sel-sel epitel,
yang kemudian tertelan, dan keluar dari tubuh ular tersebut ke lingkungan
melalui sekresinya. Telur tidak akan menetas hingga telur-telur tersebut
termakan oleh siput. Mirasidium kemudian menetas akibat pengaruh cairan yang
berada dalam gastrium siput satu jam setelah tertelan. Mirasidium bermigrasi
dari lambung siput menuju usus, yang setelah 2 minggu kemudian mirasidium akan
membentuk sporokista yang kemudian bermigrasi ke hati membentuk serkaria dan
matang setelah 3 minggu. Pada 5 minggu setelah infeksi serkaria akan bermigrasi
dari tubuh siput menuju lingkungan luar. Serkaria akan bergerak menuju inang
perantara kedua yaitu berudu atau katak melalui penetrasi kulit dan seminggu
kemudian akan mengkista di antara otot-otot katak. Ular akan terinfeksi apabila
memangsa katak tersebut.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Sama halnya dengan cacing Lechriorchis primus dan Z. eurinus, infeksi cacing Z. megametricus kebanyakan tidak begitu membahayakan,
namun infeksi berat memiliki telah terbukti dapat menyebabkan iritasi paru,
dyspnea, dan penurunan berat badan. Tanda-tanda tambahan lain yang terlihat
adalah gelisah dan agresif.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja. Pada hewan mati, diagnosa dilakukan dengan
memeriksa cacing pada saluran pencernaan atau paru-paru pada saat nekropsi.
TERAPI
Pemberian
Praziquantel (8 mg / kg) secara subkutan, intramuskular atau per oral efektif
menghilangkan parasit ini. Pemberian oral tetrachlorethylene (0,2 ml per kg berat
badan dengan kapsul) telah dilaporkan menjadi pengobatan yang efektif untuk cacing
dewasa di usus.
8. Ochetosoma
heterocoelium
MORFOLOGI
integumen
ditutupi dengan duri halus dan banyak. Penghisap mulut berukuran panjang 0,44
mm dan lebar 0,44 mm. esophagus pendek, prefaring pendek, faring individu muda
lebih besar. Acetabulum berkuran kecil, berdiameter 0,57 mm dengan panjang 0,59
mm. Testis berbentuk bulat dan sedikit berlobus. Ovarium terletak antara
acetabulum dan testis sebelah kanan, berbentuk bulat hingga oval.
PREDILEKSI
Parasit
memiliki predileksi di dalam rongga mulut ular, menyebabkan kerusakan berupa
infeksi kecil hingga obstruksi mekanik dari esophagus dan organ Jacobson.
HOST
INTERMEDIATE
Ochetosoma
heterocoelium memerlukan siput Physa Draparnaud sebagai host intermediate pertama, dan berudu atau
ikan sebagai host intermediate kedua.
SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa yang berada di paru
paru bertelur, bergerak ke trakea melalui pergerakan silia sel-sel epitel,
tertelan ke esophagus, dan lolos dalam tinja. Telur menetas setelah dicerna
oleh gastropoda seperti siput dan setelah empat sampai lima minggu, telur akan meninggalkan
tubuh siput dalam bentuk serkaria. Serkaria tersebut tertelan oleh berudu dan mengkista
di dalam otot. Ular terinfeksi setelah menelan berudu terinfeksi. Kista
metaserkaria di perut berkembang menjadi cacing muda di usus kecil dan setelah sekitar
tujuh bulan kemudian, cacing muda bermigrasi melalui lambung ke kerongkongan.
Setelah di kerongkongan parasit tetap bertahan selama tiga bulan, kemudian mereka
melewati mulut menuju paru-paru.
PATOGENESA &
GEJALA KLINIS
Tingkat keparahan luka yang disebabkan
oleh O. heterocoelium tergantung pada
parasit dan lokasinya pada mukosa. Infeksi O.
heterocoelium dapat menyebabkan petechiae, infeksi ringan dan pada infeksi
berat, ular kehilangan nafsu makan. O.
heterocoelium dapat merusak lapisan rongga mulut sehingga dapat menyebabkan
anemia, yang bila dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan kematian.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat dilakukan dengan
menemukan telur dalam tinja atau parasit di mulut hewan hidup. Pada hewan mati,
diagnosa dilakukan dengan memeriksa cacing pada saluran pencernaan atau
paru-paru pada saat nekropsi. Trematoda di dalam rongga mulut yang ingin
diidentifikasi dapat diambil menggunakan
pinset
TERAPI
Infeksi
Ochetosoma heterocoelium dapat
diobati dengan pemberian oral antihelmintik Praziquantel dan untuk membersihkan
luka-luka pada rongga mulut diberikan antiseptik sulfamethazine 25%
0 komentar:
Posting Komentar