Anemia
Heinz Body pada Kucing
Pendahuluan
Heinz Body adalah (HzB) adalah sekumpulan
hemoglobin yang terdenaturasi di dalam sel darah merah (RBC). Protein
Hemoglobin pada rantai globin terdenaturasi melalui kerusakan reaksi oksidatif
oleh oksigen reaktif. kerusakan oksidatif RBC disebabkan oleh pergerakan
radikal bebas oksigen melalui metabolis
seluler. Jenis oksigen reaktif tersebut adalah anion superoksida (O2), Hidrogen
peroksida (H2O2), dan radikal hidroksil (OH). Secara spesifik, oksidasi dari
kelompok sulfhidril reaktif (S-H) membentuk ikatan disulfida yang mengubah
kesesuaian dari rantai protein globin, menghasilkan presipitasi molekul
hemoglobin.
Kerusakan oksidatif dari rantai
globin juga dapat membentuk eccentrocytes. Eccentrocytes dibentuk melalui
penggantian Hb ke salah satu sisi sel setelah membrane terhubung-bersilangan,
membentuk seperti bulan yang jelas terlihat pada sisi lainnya. Kerusakan
oksidatif juga mempengaruhi bagian heme dari hemoglobin, membentuk
methemoglobin (MetHb) yang tidak mampu mengikat oksigen. Hal ini terbentuk
melalui oksidasi zat besi pada
hemoglobin dari bentuk ferrous (Fe2+) menjadi ferric (Fe3+) yang terletak di
methemoglobin. Efek secara keseluruhan dari kerusakan oksidatif pada sel darah
merah adalah berkurangnya kapasitas hemoglobin dalam mengikat oksigen.
Sel darah merah memiliki pathways
(jalan pintas) metabolis antioksidan yang melindungi proses oksidatif dari
produksi HzB. Hexose monophosphate pathway memproduksi pengurangan glutathione,
yaitu radikal bebas yang mengikat bermacam oksigen reaktif sebelum mereka
merusak sel dan mengurangi rantai disulfide yang diinduksi melalui penekanan
oksidan. Methemoglobin reductase pathway mengurangi metHb menjadi oxyHb,
mengembalikan kapasitas RBC dalam mengikat oksigen. Seperti yang telah diketahui,
sel darah merah tidak berinti dan memiliki kemampuan untuk meregenerasi enzim,
mekanisme perlindungan ini akan hilang seiring dengan umur sel. Sel darah merah
yang sudah tua paling rentan terhadap kerusakan oksidatif.
Pembentukan HzB merusak bentuk RBC
dengan mengubah fluiditas intraselular, sehingga RBC melunak dan terjebak pada
sinusoid-sinusoid limpa dalam jumlah
banyak saat darah mengalir dan difiltrasi ke limpa. HzB sendiri mungkin saja
difagosit oleh limpa dalam sebuah proses yang disebut “pitting”, atau penyisihan
seluruh sel darah merah. Kadangkala, HzB yang diproduksi dalam jumlah besar
akan menyebabkan lisis intravascular dan sel darah merah yang mengandung HzB
akan mengalami anemia hemolitik. Tingkat hemolisis dan anemia lanjutan tergantung
pada bentuk HzB, ukuran, jumlah HzB, dan adanya kerusakan membrane RBC yang
terjadi bersamaan. Karakteristik ini lebih menentukan dibandingkan dengan
penyebab utamanya. Proses langsung maupun tak langsung dapat berkontribusi
dalam menghilangkan HzB di dalam sel darah merah termasuk protein skelet,
peroksidase lipid, pengurangan glutation, antibody, dan ketidakseimbangan
kation.
Heinz
Body pada Kucing
Kucing memiliki pengaruh yang luas
terhadap pengaruh HzB dibandingkan spesies lainnya penambahan dan pengurangan jumlah HzB. Kucing
memiliki delapan kelompok Hemoglobin S-H reaktif per Hb tetramer yang 2-4 kali
lebih baik dibandingkan anjing dan manusia. Penambahan jumlah kelompok S-H disebabkan
oleh meningkatnya kerentanan terhadap kerusakan oksidatif. Penguraian Hb dari
bentuk tetramer menjadi dimer pada kucing memudahkan pembentukan HzB. Limpa
kucing yang umumnya tidak memiliki sinusoid tidak menjebak sel darah merah yang
mengandung HzB secara efisien, sehingga proses pengeliminasian menjadi menurun.
Hal ini mengakibatkan dapat ditemukannya HzB pada sel darah merah kucing sehat
sekitar 1-2% pada sirkulasi darah yang akan terus meningkat dengan adanya konsumsi
obat-obat oksidatif dalam menangani penyakit yang berhubungan dengan ini.
Hemolitik anemia mungkin saja terjadi, sebagai pokok dari mekanisme dasar
pembentukan HzB. Masa hidup sel darah merah yang telah mengandung HzB akan
lebih pendek sekitar dari 60-70 menjadi 50-60 hari atau bahkan 7-8 hari,
tergantung pada penyebab awalnya.
Penyebab Heinz Body pada
Kucing
Banyak senyawa yang dapat memicu timbulnya
pembentukan HzB dengan atau tanpa disertai anemia, yaitu: Propofol,
Acetaminophene, bawang-bawangan (thiosulfate), Propylene glycol (sumber
karbohidrat makanan, bahan pengawet), produk-produk Benzocaine, Fenol,
Methylene blue (antiseptic urinary, pewarna kontras IV), c-L methionine,
vitamin K-3 (>2,5mg/bb/hari), phenazopyridine (urinary analgesic), naphthalene,
zinc, and copper. Komponen-komponen ini ataupun metabolis nya secara langsung
maupun tak langsung dapat memicu pembentukan oksigen reaktif yang dapat
menyebabkan kerusakan oksidatif. Peningkatan jumlah HzB juga terlihat pada
gangguan sistemik pada kucing seperti: lipidosis hepatic, diabetes mellitus
dengan atau tanpa ketoasidosis, hipertiroidism, dan malignant limfoma.
Propofol
Propofol, anastetik fenolik yang merupakan
obat non-kumulatif yang biasa digunakan sebagai agen induksi pada kucing. Obat-obat
yang mengandung –OH, -COOH, -NH2, -HN, dan –SH (seperti Propofol dan komponen
fenolik lainnya, acetaminophene, morfin, kloramfenikol dan asam salisilat)
membutuhkan eksresi prio- ke renal konjugasi glukoronid. Kucing memiliki konsentrasi enzim glukoronil transferase yang
sangat sedikit yang dibutuhkan untuk mengkonjugasi obat-obat tersebut.
Konsentrasi yang rendah ini memperpanjang masa paparan sel darah merah terhadap
komponen atau metabolism obat-obat terebut.
Sebuah studi yang dilakukan pada enam ekor
kucing yang diinduksi dengan propofol(6 mg/kg IV) dan tetap dipertahankan (0.2-0.3mg/kg/min
untuk 30) selama 7 hari membuat temuan: tidak adanya hemolisis atau anemia pada
seekor kucing pun, meningkatnya masa recovery kucing sekitar 25 menit setelah 2
hari, gejala klinis yang tampak adalah malaise, anorexia, diare pada hari ke 5,
7, dan 7, peningkatan pembentukan HzB sebanyak 0.6% pada hari pertama menjadi
22-31% pada hari ke 7, terjadi oedema
wajah pada 2 ekor kucing. Meskipun anemia hemolitik tidak terdeteksi,
jumlah sel darah merah tidak dihitung setelah pemberian propofol dihentikan
(untuk studi mendatang hal ini akan di ubah). Penurunan masa hidup sel darah
merah yang diikuti dengan pembentukan HzB dapat mengakibatkan anemia
regenerative idak terdeteksi pada beberapa waktu setelah pemberian propofol
dihentikan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian propofol dalam waktu
lama dapat membahayakan dan pemberian propofol pada kucing tidak dianjurkan.
Bawang (Thiosulfat)
Pembentukan HzB dapat terjadi sebagai hasil ingesti dari kulit, bawang
yang dimasak, atau bawang yang dikeringkan. Efek yang ditimbulkan tergantung
dari dosis. Perubahan dengan dosis ringan meningkatkan pembentukan HzB dan
menurunkan hematokrit. Dengan sedikit paparan, terjadi pembentukan retikulosit
ringan. Namun intake dengan dosis berat akan menyebabkan pembentukan
methemoglobinemia dan anemia hemolitik. Penurunan PCV dan peningkatan
retikulosit mencerminkan adanya peningkatan pergantian RBC. Beberapa senyawa
Thiosulfate merupakan penyebab kerusakan oksidatif pada sel darah merah yang
terjadi setelah mengkonsumsi bawang. Meskipun dalam jumlah yang sangat kecil,
produk yang mengandung bawang menambah tekanan oksidatif yang akan terlihat
secara signifikan bila diberikan terhadap kucing anoreksia (dengan penekanan
oksidatif yang terjadi dari dalam tubuh). Bawang-bawangan dan produk yang
mengandung bawang tidak direkomendasikan untuk diberikan pada kucing.
Acetaminophen (Tylenol)
Acetaminophen dimetabolismekan melalui
tiga jalan utama, yaitu konjugasi sulfat, konjugasi glukoronat, dan melalui
system oksidase sitokrom P450. Ketiadaan glukoronil transferase pada kucing membuat
terbentuknya sejumlah metabolit toksik yang menyebabkan beberapa kerusakan
oksidatif, termasuk terbentuknya HzB dan methemoglobinemia. Acetaminophen
diabsorbsi secara cepat (sekitar 60 menit) dan akan menjadi toksik pada kucing
dengan dosis 50-60 mg/kg (satu tablet). Dosis tinggi Acetaminophen ditoleransi
hingga 120 mg/kg berat badan dan biasanya akan diikuti dengan beberapa gejala
klinis. Pemberian Acetaminophen dosis tunggal sebanyak 90 mg/kg berat badan
dalam sebuah studi menunjukkan ditemukannya methemoglobinemia, HzB, dan
penurunan hematokrit (dengan interval tertentu). Tidak ada dosis aman
Acetaminophen pada kucing dan pemakaiannya sebaiknya dihindari untuk beberapa
spesies.
Propylene Glycol
Propylene Glycol (PG) merupakan penyebab
utama terbentuknya HzB pada kucing. PG merupakan polihidrik alcohol yang biasa
digunakan sebagai pelarut dan pengawet di bidang farmasi, juga sebagai sumber
karbohidrat murah pada makanan hewan yang semi-lunak. PG tidak menyebabkan
kerusakan oksidatif secara langsung, namun karena aldehid yang terbentuk selama
proses metabolisme PG yang bereaksi dengan asam amino dan kelompok sulfhidril pada molekul
hemoglobin. Kucing yang diberikan PG dengan dosis tinggi ditemukan adanya
peningkatan pembentukan HzB (sekitar 91% sel darah merah terinfeksi) daripada
kucing yang hanya terpapar makanan komersial. Selain itu ditemukan adanya
abnormalitas sel darah merah seperti peningkatan adhesi permukaan, produksi
sel-sel ghost, dan meningkatnya kerapuhan membran. Sebuah studi menunjukkan
bahwa kucing yang diberikan makanan yang mengandung PG lebih rentan mengalami
tekanan oksidatif yang kemudian bila diinduksi lagi oleh Acetaminophen akan
menyebabkan peningkatan Hzb dan methemeglobinemia, hal ini relative pada kucing
yang tidak diberikan PG. peningkatan
kerentanan ini dapat menimbulkan gejala klinis sebagai akibat dari penekanan
proses oksidatif seperti diabetes mellitus, hipertiroidism, limfoma, dan
lipidosis hepatic. Pemberian makan yang mengandung PG untuk kucing sebaiknya
dihindari.
Deteksi Heinz Body
HzB dapat ditemukan pada ulas darah perifer,
yang secara berkala memunculkan tonjolan dari membran sel. Pewarnaan supravital
(methylene blue, bromocresly green) akan mewarnai HzB dengan warna gelap. Melalui pewarnaan Rowmanowsky, warna HzB akan menyerupai warna sel
darah merah, namun lebih terlihat seperti focal pucat diantara sel darah merah.
Terapi dan Pencegahan
Pencegahan kerusakan oksidatif merupakan
hal terpenting, selama pengobatan belum dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengenali senyawa-senyawa toksiknya. Anemia hemolitik merupakan penyebab kedua
terbentuknya HzB yang dapat terjadi melalui transfusi darah, terapi cairan
(pada asidosis dan melindungi tubulus renal dari kerusakan hemoglobinuric), terapi
oksigen. Terapi yang dapat digunakan adalah terapi antioksidan spesifik seperti
penggunaan N-
acetylcysteine
(NAC), vitamin E, atau asam askorbat. NAC merupakan donor sulfhidril sitosolik
yang biasa digunakan pada keracunan Acetaminophen akut baik secara oral maupun
intravena. Vitamin E membantu mencegah peroksidase lipid pada membrane sel
darah merah dan askorbat membantu memakan radikal bebas serta meregenerasi
alpha-tocopherol. Sebuah studi mengurangi pembenntukan HzB meskipun ditemukan
adanya perlindungan terhadap peningkatan glutathione. Studi lain menguji
penggunaan harian antioksidan bioflavanoid pada kucing yang diberikan
Acetaminophen dengan dosis 90 mg/kg berat badan dan menunjukkan adanya
pengurangan HzB secara signifikan tanpa pengaruh metHb. Pengaruh terapi jangka
panjang dapat menguntungkan, terutama pada gangguan produksi penekanan
oksidatif yang terlihat pada diabetes mellitus, hipertiroidisme, lipidosis
hepatic, dan limfoma.
0 komentar:
Posting Komentar